Kamis, 04 Juni 2015

SINAR X

PENGENALAN SINAR X

google
DEFINISI
Sinar –X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 10-8 -10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz. Sinar ini dpat menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang, gigi, dan logam. Sinar-X sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi.
SEJARAH PENEMUAN SINAR-X
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung. Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam, dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen Menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut.
Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan ini maka seringkali sinar-X itu dinamai juga sinar Roentgen.
            Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan.
APLIKASI SINAR-X DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI 
  1. Bidang Kesehatan                                                                                                                    Sinar-X energi rendah digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X bisa menembus tubuh manusia tetapi diserap oleh bagian yang lebih padat seperti tulang. Sinar-X energi tinggi digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Cara ini dikenal sebagai radioterapi. 
  2. Bidang Industri                                                                                                                       Mengetahui kecacatan dalam struktur binaan atau bagian-bagian dalam mesin dan engine. Memperbaiki rekahan dalam pipa logam, dinding konkrit dan tekanan tinggi.                                 Memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
  3. Bidang Lainnya                                                                                                                                Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang dan beg penumpang. 

sumber: http://radiologyedu.blogspot.com/2014/01/pengenalan-sinar-x.html

PENGERTIAN RADIOFOTOGRAFI

RADIOFOTOGRAFI adalah salah satu bagian dari ilmu radiografi yang menjurus pada proses menghasilkan sebuah foto roatgen yang bagus dan berkulitas,dan tidak membahas tekniknya .
TEKNIK RADIOGRAFI adalah salah satu bagian dari ilmu radiografi yang membahas tentang teknik /cara memposisikan pasien .
FOTOGRAFI berasal dari kata foto (cahaya) dan graf (gambar) yang artinya proses pembuatan gambar dengan menggunakan cahaya nampak.kualitasnya bergantung pada cahaya .
PERLENGKAPAN FOTOGRAFI :
1.       Kamera
2.       Lensa
3.       Diafragma
4.       Tempat meletkkan film
RADIOFOTOGRAFI berasal dari kata radio (radiasi) foto (cahaya) graf (gambar) yang artinya proses pencatatan bayangan dengan menggunakan radiasi atau sinar-x kualitasnya bergantung pada kualitas sinar-x .
PERLENGAPAN :
1.PESAWAT SINAR-X mempunyai bagiannya tabung rotgen /tabung sinar-x,di tabung ada namanya window .
2.FILM ROTGEN (film x-ray) bahannya AgBr (radiofoto) berfungsi untuk merekam gambar apa yang kita foto terekam di film bayangan yang terekam di film disebut LATEN .
3 KASET RADIOGRAFI hasilnya radiograf (film rotgen)
PROSES YANG TERJADI PADA RADIOFOTOGRAFI :
1.proses pembentukkan bayangan
2.proses pencatatan bayangan pada alat yang peka terhadap cahaya
3.proses pembentukkan bayangan permanen
ALASAN MENGAPA KAMAR GELAP MEMAKAI LAMPU BERWARNA MERAH :
Karena warna merah memiliki panjang gelombang yang paling panjang . semakin panjang gelombang suatu warna maka daya tembus dan daya rusak terhadap kaset semakin kecil .
 
Sumber :
 http://bellasafira533.blogspot.com/2012/05/pengertian-radifotografi.html

KOMPUTER RADIOLOGI

 

    Sejak pertama didirikannya radiologi semakin lama semakin berkembang. Dimulai dari  teknik pengambilan gambar oleh radiographer  secara langsung tanpa memakai shilding. Karena  sejak saat itu belum diketahui dampak yang berarti akibar radiasi yang di timbulkan oleh sinar-X. Dan juga masih mamakai processing secara manual, sehingga banyak kerugian materi dan non materi yang banyak seperti :                                                                                                        
1.      Memakan waktu yang cukup lama                                                                            
2.      Tidak praktis
3.      Radiasi hamburnya besar sehingga membuat radiographer dahulu banyak yang terkena kanker
4.      Alat-alatnya masih sederhana atau belum memiliki alat pembantu dalam memposisikan pasien

  Namun di tahun 70-an mulai muncul perkembangan khususnya dalam processing film. Dari yang sebelumnya menggunakan teknik developing, washing, hingga fixing sudah beralih memaka automatic processing. Namun belum lama berkembang, automatic processing pun mulai di tinggalkan. Penyebabnya adalah perkembangan teknologi computer yang fluktuatif. Dalam bidang kedokteran khususnya radiologi dikenal istilah Digital Image yaitu prosedur yang berbasis computer, Mulai dari registrasi pasien hingga pasien mendapatkan hasil foto.

Alasan mengapa radiologi bealih ke Digital yaitu :
1.      Efisien tempat, sebab setiap pasien memiliki berkas-berkas yang setiap saat akan dipakai lagi dikemudian hari. Kalau setiap hari berkas-berkas tersebut tertumpuk dalam rak-rak maka akan memakan tempat. Untuk itu jika disimpan dalam sebuah penyimpanan computer yang disebut Cloud , maka semua data pasien akan tersimpan dengan aman tanpa perlu khawatir merasa kehilangan
2.      Reject film, semakin banyak film di reject maka radiologi semakin merugi. Karena 1 film bernilai harganya.
Untuk itu mulailah muncul Computer Radiography (CR) dan yang terbaru Digital Radiography (DR).
           Computer Radiography (CR) adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan Imejing Plate (IP)  untuk akusisi X-ray, data analog menjadi data digital yang berbasis system infomasi dan processing.
CR terdiri dari :
             1.      IP (Imejing Plate)
             2.      Cassette
             3.      Image reader
             4.      Image console
             5.      Imager (Printer)
Digital Radiography adalah sebuah bentuk pencitraan sinar-X dimana sensor-sensor digital sinar-X digunakan menggantikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengansistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer. Komponen Digital Radiography Sebuah sistem digital radiografi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu : 
1.      X-ray source
2.      detector Analog-Digital Converter
3.      Computer, dan
4.      Output Device

       X-ray Source yaitu Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray. Image Receptor Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan keberadaan kaset dan film. Analog to Digital Converter Komponen ini berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh computer
Computer Komponen ini berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data-data (image)
Output Device Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepada work station radiolog
Perbedaan antara konvensional, CR, dan DR adalah alur pemeriksaannya. Namun dari semuanya Digital Radiography (DR) lah yang unggul karena tidak perlu mengganti kaset, membawa kaset, dan sudah otomatis tersimpan data pasien ke PACS. Kita hanya mengatur posisi pasien dan penatalaksaannya saja.
ISTILAH
1.      Spatial Resolution
Yaitu kemampuan computer dalam membedakan 2 objek yang saling berdekatan. Seperti warna-warna dalam pemeriksaan CT Scan yang tamil di monitor. Warna tulang berarti tulang, darah dan otot berwarna abu-abu, udara berarti objek tersebut terisi oleh udara.
2.      Kontras Resolution
Yaitu kemampuan computer dalam membedakan 2 objek yang memiliki densitas yang hamper sama. Untuk itu perlu di lakukan pengaturan window yang dapat membuat karakteristik setiap jaringan.

Perbandingan Konvensional, CR (Computer Radiografi), DR (Digital Radiografi)


A. RADIOLOGI KONVENSIONAL
    Pemeriksaan konvensional tanpa kontras, yaitu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar-x.     Konvensional disebut juga automatic processing merupakan cara pemrosesan film secara konvensional dangan alat yang memerlukan langkah-langakh dalam pencucian film yakni :
    Film – Developing – Rinsing – Fixing – Washing – Drying

B. COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
    Computed radiography adalah proses merubah sistem analog pada radiologi konvensional menjadi  radiografi digital.
    1. KOMPONEN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
        a. Kaset
        b. Imaging plate
        c. Read (pembacaan)
        d. Erasure (penghapusan)

C. DIGITAL RADIOGRAFI
    1. PENGERTIAN DIGITAL RADIOGRAPHY (DR)
        Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar_X, dimana sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggatikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer.
    2. KOMPONEN DIGITAL RADIOGRAPHY (DR)
        Sebuah sistem digital radiographi terdiri dari 3 komponen utama:
        a. Modalities
             · DICOM
             · NON-DICOM (Conventional)
        b. Software
             · RIS ( Radiology Information System)
             · PACS (Picture Archiving and Communications System)
        c. Hardware
             · Server, workstation & printer
             · Network
             · Storage
3. PRINSIP KERJA DIGITAL RADIOGRAFI
    Prinsip kerja Digital Radiography (DR) atau (DX) pada intinya menangkap sinar-X tanpa menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.
    Gambar 1. Prinsip Kerja Digital Radiography



PERBEDAAN
1. Pada Proses radiografi konvensional
    a. Harus menunggu beberapa waktu untuk mencetak film
    b. Harus menunggu lagi untuk mengirimkan film kepada dokter
    c. Menunggu hasil expertise kepada dokter penunjuk
    d. Waktu tunggu menjadi lama
    e. Dalam situasi darurat tidak dapat langsung membaca film
    f. Biaya yang cukup besar untuk pembuatan film, bahan kimia, jasa pengiriman, ruang penyimpanan
    g. Adanya limbah
2. Pada Proses Computed Radiography
    a. Hasil foto dapat di simpan dalam bentuk file.
    b. Tidak menggunakan processing film seperti developer dan fixer.
    c. Tidak memerlukan kamar gelap, karena kaset sudah di lengkapi image plate.
    d. foto dapat di edit sebelum di cetak
    e. waktu processing lebih cepat
    f. kerusakan film karena terbakar bisa di hindari
    g. mengurangi dari jumlah reject film.
3. Pada Proses Digital Radiography
    a. Diagnosa tepat melalui gambar digital
    b. Efisiensi waktu untuk mendistribusikan gambar
    c. Mengurangi biaya pencetakan gambar
    d. Arsip digital, menghilangkan ruangan penyimpanan film dan memudahkan pencarian gambar
    e. Mengurangi resiko kehilangan film
    f. Awet, kualitas gambar digital tidak menurun
    g. Dapat dihubungkan dengan data-data teks
    h. Dapat disimpan dan dikirim secara elektronik melalui jaringan internet dan telepon.

sumber : http://ranselradiologirory.blogspot.com/2014/02/komputer-radiologi.html

Perkembangan Ilmu Radiologi: Diagnostik, Terapi & Kedokteran Nuklir

PERKEMBANGAN ILMU RADIOLOGI:
Diagnostik (Imejing); Terapi (Onkologi Radiasi) ; Kedokteran Nuklir*
Susworo¹
Penemuan sinar X oleh Prof. Willem Conrad Roentgen pada penghujung tahun 1895 telah membuka cakrawala kedokteran dan dianggap sebagai salah satu tonggaksejarah yang paling penting untuk saat itu. Berbasis dengan penemuan ini segera saja ilmu radiologi berkembang pesat ke seluruh dunia.
Berbagai pemeriksaan dengan menggunakan sinar pengion ini telah berhasil menguak berbagai jenis penyakit yang saat itu dianggap masih merupakan misteri. Perkembangan selanjutnya membuktikan
bahwa sinar X ini bukan hanya bermanfaat untuk mendiagnosis penyakit (disebut radiodiagnostik, yang kemudian menjadi diagnosis imejing) tetapi juga dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit kanker (radioterapi, onkologi radiasi).
Dengan perkembangan teknologi maka saat ini diagnosis imejing mencakup pemeriksaan dengan sinar X konvensional seperti pemeriksaan paru (toraks), tulang, ginjal dan saluran kemih, saluran cerna dan sebagainya; kemudian pemeriksaan intervensional untuk mendeteksi kelainan organ melalui penilaian pembuluh darah yang dimasuki bahan kontras seperti angiografi otak, hati, jantung dan sebagainya, serta mielografi untuk menilai keadaan sumsum tulang belakang (medula spinalis).

Memasuki era komputer maka pemeriksaan tadi, terutama yang sifatnya invasif, segera saja dilengkapi oleh pemeriksaan non-invasif seperti CT scan (Computerized Tomography Scanning) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Ini bukan berarti kedua metode pemeriksaan terakhir ini mengambil alih pemeriksaan pemeriksaan radiografi konvensional lainnya.
Tercatat pula perkembangan di bidang radiologi ini penggunaan instrumen bukan pengion seperti ultrasonografi yang menggunakan gelombang suara, MRI yang menggunakan enersi magnet.
PET scan merupakan pemeriksaan pencitraan (imejing) menggunakan radionuklida (radioisotop) yang diberikan kepada pasien. Radionuklida ini akan diakumulasi pada jaringan tubuh yang tidak normal. Adanya akumulasi radionuklida ini akan mengakibatkan peningkatan kenaikan aktifitas radiasi yang dapat ditangkap dengan alat monitor. Kenaikan aktifitas radionuklida ini berkaitan dengan perbedaan aktifitas metabolisme dibandingkan dengan jaringan normal sekitarnya. Dalam keadaan normal radionuklida ini akan tersebar merata pada seluruh jaringan. Kelainan fungsional
ini menjadi lebih bermanfaat manakala dapat dilakukan penggabungan dengan CT scan, sehingga dapat diketahui lokasi anatomis, yang disebut sebagai PET-CT scan.
Kelainan tersering yang dicoba untuk dideteksi adalah adanya tumor ganas di dalam otak atau jaringan lain yang sulit untuk dideteksi dengan metode lain.
Kegunaannya selain untuk membantu diagnosis juga untuk mengikuti perkembangan tumor tersebut pada saat memperoleh terapi misalnya radioterapi ataupun khemoterapi.
Imejing Diagnostik
1. Pemeriksaan konvensional
• Tanpa kontras: Paru paru, tulang dan sendi, jaringan lunak
• Dengan kontras: saluran kemih, saluran cerna, saluran lain seperti sialografi, duktulografi payudara, fistulografi, histerosalfingografi
2. Pemeriksaan intervensional
• Arteriografi, pemeriksaan pembuluh darah otak, hati, koroner jantung, pembuluh balik (varises kaki). Pemeriksaan ini dapat diikuti dengan tindakan terapi seperti pemasangan stent untuk mengatasi stenosis pembuluh darah kecil. Juga dapat digunakan sebagai sarana pemberian khemoterapi atau materi radioaktif ke dalam lesi ganas dalam hati.
• Mielografi, pemeriksaan sumsum tulang belakang (mielografi), limfografi pemeriksaan saluran limfatik,
3. Pemeriksaan non-invasif (sebagai alternatif atau pelengkap tindakan intervensi)
• Computerized Tomography Scanning (CT Scan)
• MRI (Magnetic Resonance Imaging) 􀃆 bukan sinar pengion
• USG (ultrasonografi) 􀃆 bukan sinar pengion
4. Pemeriksaan dengan radionukleida (kedokteran nuklir)
• Bone scanning (pemindaian tulang), ginjal, tiroid (kelenjar gondok)
• PET Scan (Positron Emission Tomography) PET scan merupakan pemeriksaan pencitraan (imejing) menggunakan radionuklida (radioisotop) yang diberikan kepada pasien. Radionuklida ini akan diakumulasi pada jaringan tubuh yang tidak normal. Adanya akumulasi radionuklida ini akan mengakibatkan peningkatan kenaikan aktifitas radiasi yang dapat ditangkap dengan alat monitor.
Kenaikan aktifitas radionuklida ini berkaitan dengan perbedaan aktifitas metabolism dibandingkan dengan jaringan normal sekitarnya. Dalam keadaan normal radionuklida ini akan tersebar merata pada seluruh jaringan. Kelainan fungsional ini menjadi lebih bermanfaat manakala dapat dilakukan
penggabungan dengan CT scan, sehingga dapat diketahui lokasi anatomis, yang disebut sebagai PET-CT scan. Kelainan tersering yang dicoba untuk dideteksi adalah adanya tumor ganas di dalam otak atau jaringan lain yang sulit untuk dideteksi dengan metode lain.
Kegunaannya selain untuk membantu diagnosis juga untuk mengikuti perkembangan tumor tersebut pada saat memperoleh terapi misalnya radioterapi ataupun khemoterapi.
• SPECT Scan (Single Photon Emision Computed Tomography) mempunyai tujuan pemeriksaan yang sama dengan menggunakan sarana dan radionuklida yang berbeda
Radioterapi
• Onkologi Radiasi: Pengobatan tumor ganas menggunakan sinar pengion.
• Sinar pengion yang digunakan di dunia medis dapat berupa isotop: sinar gamma yang diperoleh dari unsur radium, kobalt, sesium, iridium atau sinar yang dibangkitkan seperti sinar X, elektron, atau berupa partikel proton, neutron. Belakangan di negara maju digunakan heavy ions karbon.
• Pada awalnya, tidak lama setelah penemuan sinar X, diketahui bahwa sinar tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan manusia. Karena itu mulailah dilakukan pengobatan kanker dengan sinar X tanpa dasar pengetahuan patologi onkologi serta radiobiologi. Pada sebagian besar pasien terjadi kematian jaringan kanker, namun tidak lama kemudian timbul anak sebar di kelenjar getah bening regional atau bahkan di tempat jauh. Selain itu jaringan sehat juga mengalami kerusakan yang cukup hebat sehingga tidak jarang mengakibatkan
kematian pasien. Juga saat itu belum diketahui jenis kanker apa saja yang dapat diatasi dengan pengobatan sinar dan mana yang tidak dapat.
Demikian pula tidak diketahui dosis radiasi yang diberikan, namun sebagian besar memberikan dalam jangka waktu yang panjang sekali pemberian. Dengan lebih banyaknya kerugian yang didapat
dibandingkan dengan keuntungan nya maka secara pelahan radioterapi mulai ditinggalkan oleh para dokter. Namun demikian penelitian terus berlangsung sampai akhirnya diketahui berbagai macam fakta yang merupakan dasar dasar pengobatan radiasi sampai saat ini.
• Dimulai dengan pengetahuan mengenai adanya perbedaan kepekaan antara jaringan yang berbeda berdasarkan jenis dan asal jaringan kanker, jenis diferensiasi tumor serta kadar oksigen dalam jaringan. Demikian pula diketahui bahwa pemberian radiasi harus dilakukan dengan metode fraksinasi, yakni dosis yang diberikan sebanyak 180 – 200 rad (sekarang menjadi cGy) perkali pemberian yang rata rata diberikan sebanyak 5 kali dalam seminggu dengan jumlah total 25 sampai 30 kali. Ini merupakan dasar pemberian radiasi konvensional. Pada perkembangan selanjutnya metode pemberian ini dapat dimodifikasi menjadi 10 kali per minggu dengan dosis perkali lebih rendah atau tetap. Modifikasi ini disebut sebagai hiperfraksinasi. Perubahan ini dilakukan setelah diketahui bahwa sel (sehat maupun kanker) mempunyai daur normal yang terbagi atas fase fase G1,2,M dan S. Diketahui bahwa sel akan menjadi sensitive terhadap radiasi pada fase M.
• Perkembangan metode radiasi banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, baik dari segi mekanik, elektronik dan terutama komputer. Radiasi eksterna yang tadinya diberikan dengan lapangan sederhana seperti 1 atau 2 lapangan saat ini dimungkinkan untuk diberikan lapangan multipel tanpa atau dengan alat bantu, dalam keadaan statis atau dinamis. Semua ini bertujuan untuk memperoleh hasil pengobatan yang optimal berupa penghancuran jaringan kanker semaksimal mungkin dan kerusakan jaringan sehat seminimal mungkin. Dengan demikian akan diperoleh kesintasan hidup jangka panjang dengan mempertahankan fungsi organ normal. Pasien akan hidup dengan kwalitas hidup yang tinggi.
• Untuk memperoleh hasil ini semua maka pengobatan radiasi seringkali dikombinasikan antara radiasi eksterna dengan brakhiterapi. Pemberian brakhiterapi metode afterloading dengan sumber isotop laju dosis tinggi merupakan perkembangan terkini, yang sekalipun telah dilakukan sejak 25 tahun lalu, yang masih banyak memberi manfaat pada berbagai jenis kanker. Brakhiterapi dapat dilakukan dengan metode intrakaviter, intraluminal ataupun dengan cara mengimplantasikan jarum jarum radioaktif ke dalam jaringan tumor dan jaringan sehat sekitarnya.
Dengan berkembangnya metode radiasi IMRT (Intensity Modulated Radio Therapy) dapat menggantikan brakhiterapi pada beberapa jenis keganasan. dan pemberian brakhiterapi menjadi dianggap terlalu invasif. Perkembangan ini juga membuahkan metode radiasi yang terarah pada
satu titik (pin point) seperti kelainan pada jaringan otak seperti tumor primer otak, metastasis atau kelainan non maligna seperti arterio venous malformation (AVM) dengan menggunakan radiasi stereotaktik. Dengan radiasi stereotaktik akan diperoleh daerah radiasi yang terbatas hanya pada kelainan dan tidak pada jaringan otak yang sehat. Alat yang dikenal untuk melakukan ini dikenal sebagai Gamma Knife (apabila digunakan sumber kobalt) atau X-knife bila digunakan sinar X.
• Sebelum melakukan radiasi definitif pada pasien maka seluruh data data, baik jenis sinar yang digunakan, daerah target penyinaran serta anatomi potongan lintang dengan CT scan, daerah organ kritis yang sepatutnya dihindari dimasukkan ke dalam computerized treatment planning system (TPS). Keluarannya berupa arah sinar yang dianjurkan dengan jumlah lapangan radiasi, dosis persentasi serta dosis pada beberapa lokasi seperti tumor primer serta organ kritis.
• Salah satu keluaran dari TPS digunakan untuk aplikasi pada daerah yang akan diradiasi dengan menggunakan simulator. Simulator merupakan sarana dengan menggunakan sinar-X yang bertujuan menetapkan daerah radiasi baik pada tumor primer dan dapat pula pada kelenjar getah bening setempat. Simulator ini menjadi lebih kompleks, manakala digunakansecara on line dengan pesawat CT scan. Dengan CT simulator ini maka akan diperolh bukan hanya data data yang diperlukan untuk menetapkan daerah radiasi sederhana tetapi juga mampu untuk memberikan distribusi dosis secara merata pada berbagai bentuk tumor yang ireguler.
• Perkembangan pengetahuan mengenai khemoterapi serta antibody monoklonal sebagai kombinasi radiasi, baik sebagai neo ajuvan, konkomitan serta ajuvan telah memberikan tempat tersendiri bagi
pengobatan penyakit kanker secara terintegrasi. Pemberian khemoterapi digunakan antara lain untuk memperkecil tumor sedemikian rupa sehingga lapangan radiasi menjadi lebih kecil yang memberi keuntungan rendahnya efek samping lokal akibat radiasi. Apabila khemoterapi ini diberikan bersamaan maka diharapkan terjadi efek sinergi dari metode radiasi dan khemoterapi yang mengakibatkan tumor menjadi lebih peka terhadap radiasi ketimbang apabila radiasi diberikan secara mandiri. Khemoterapi ini juga memberikan keuntungan karena kemampuannya mencegah terjadinya metastasis jauh, karena radiasi sifatnya hanya membunuh jaringan kanker yang tercakup dalam lapangan radiasi.
*Dipresentasikan pada Seminar Internasional Persatuan Ahli Radiografi Indonesia, Denpasar-Bali 18 – 20 Mei 2007.
¹Dept. Radioterapi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo / Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

sumber: https://radiologitop.wordpress.com/2013/12/28/perkembangan-ilmu-radiologi-diagnostik-terapi-kedokteran-nuklir/